Merajah Tubuh, Menuai Kisruh


Ini contoh menarik bagi Anda yang tengah berpikir untuk menghias tubuh dengan tato, atau justru bagi Anda yang sudah memilikinya. 
Syahdan, Leanne Young ibu dari dua anak yang berprofesi sebagai konselor pernikahan di Inggris memiliki tato di usia muda, 21 tahun. Pikir Young, kala itu, memiliki tato adalah sesuatu yang menyenangkan. Ini karena, ia menikmati perhatian dan komentar orang-orang mengenai tato-tato di sekujur tubuhnya. Bahkan, Young mengaku bahwa ia sempat kecanduan rasa sakit yang timbul saat ditato.
Kini, di usia yang ke-34 tahun, Young justru menganggap membuat tato di bagian lengan, kaki, bahu, dan punggung, adalah kesalahan termahal di dalam hidupnya. Sebabnya, sejauh ini Young harus mengeluarkan biaya sebesar 10 ribu pound sterling atau sekitar 169 juta rupiah, untuk mengenyahkan tato-tato itu padahal hanya dibutuhkan 300 pound sterling atau sekitar lima juta rupiah untuk memperoleh tato-tato tersebut.
“Saya sangat menyesal memiliki tato-tato tersebut, itu adalah kesalahan besar,” keluh Young kepada Daily Mail. “Setiap saya sedang mandi atau tidak berpakaian, saya ingin menyingkirkan tato-tato itu. Tapi saya tidak tahu bahwa untuk menyingkirkan tato dari tubuh sangat sulit, mahal, dan menyakitkan.”
Sejatinya, dalam beberapa kebudayaan, fungsi tato adalah sebagai identitas; status sosial dan profesi; hiasan tubuh atau keindahan. Belakangan, fungsi ketiga inilah yang sering dijadikan alasan oleh para penggemar tato apalagi, tak sedikit selebritas kelas dunia yang mentato tubuh mereka seperti Angelina Jolie dan pasangan David-Victoria Beckham.
Tapi, banyak juga dari antara mereka yang kemudian menderita baik fisik maupun psikis, lantaran terpaksa memiliki kulit yang carut-marut sebagai dampak dari upaya mengenyahkan tato, dan seringkali mendapat penilaian negatif dari masyarakat. Selain itu, pengguna tato harus berjibaku dengan resiko penyakit hepatitis dan infeksi darah lainnya, akibat penggunaan jarum tato yang tidak higienis. 
Menghilangkan tato dengan operasi laser memang efektif karena titik-titik tinta pada lapisan dalam kulit akan terkonversi menjadi partikel kecil yang bisa dikeluarkan melalui sistem metabolisme, tapi prosesnya juga luar biasa lama, melelahkan dan berisiko. “Saya tidak menduga bahwa operasi laser akan demikian sulit dan butuh waktu lama,” kenang Young. “Sinar laser akan membakar kulit Anda sehingga Anda merasa sakit luar biasa. Tapi jika Anda tidak menjalani proses itu sampai selesai, maka kulit Anda akan terlihat jauh terlihat lebih buruk dari tato yang ingin Anda singkirkan!” tandas Young.
Perjanjian Lama memerintahkan orang-orang Israel, “Janganlah kamu menggoresi tubuhmu karena orang mati dan janganlah merajah tanda-tanda pada kulitmu; Akulah TUHAN” (Imamat 19:28). Meski orang Kristen pada zaman sekarang tidak berada di bawah hukum Perjanjian Lama, dan Perjanjian Baru tidak berbicara apa-apa mengenai boleh atau tidaknya orang Kristen ditato, adanya larangan mengenai tato seharusnya menimbulkan pertanyaan bagi kita---dan, tidak ada alasan untuk kita percaya bahwa Allah menghendaki kita mentato atau merajah tubuh. Sebab, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Korintus 10:31).

0 komentar:

Posting Komentar